포장 (Cover) - Reinterpretasi

Semuanya, semuanya, semuanya....

Semuanya harus tahu, selama ini aku bermain peran.

Berbaur dalam perayaan?
Tertawa seirama dengan musik?
Bicara tentang filosofi kebahagiaan?
Semuanya terasa alami,
tidak pernah terlalu berat untuk ditampilkan.

Yang semua orang tahu,
aku yang semua orang tahu,
tidak pernah seperti itu.

Sangat mudah memanipulasi penampilan;
siapapun bisa mencorat-coret dinding sesuka hati dan menyebutnya karya seni.

Tapi, tetap saja ia kacau,
balau,
ricuh,
terlalu abstrak untuk disebut indah.

Apa yang orang-orang harapkan dari balik kain putih bersih, kain sutra, atau kain tenun bermotif indah?
Ukiran indah,
vas keramik kuno dari dinasti Tang,
lukisan Van Gogh,
permata lapis lazuli,
sebut saja semuanya.

Siapa yang tidak akan kecewa jika yang ada dibaliknya hanyalah cawan tembikar biasa?
Yang dibuat oleh orang biasa?
Menggunakan teknik pembuatan yang biasa saja?

Semua orang akan kecewa dan itu wajar.

Orang-orang cenderung mengharapkan kado yang indah dari bungkus yang cantik.

Semua orang akan selalu berharap dan itu wajar,

Aku sudah mencoba segalanya;
berdandan, bermain, dan bersandiwara,
berusaha memenuhi ekspektasi semua orang.

Tapi, maaf...
pertunjukkan sudah berakhir dan lampu panggung harus dimatikan.
Kau hanya bisa melihatku hingga kilasan sorot lampu terakhir.

Pada akhirnya, jika kau memaksa untuk tetap menemuiku, tetap bersamaku,
yang akan kau temui hanyalah aku yang telanjang dan merah merana.

Aku tidak keren,
tidak indah,
lemah.

Aku yang seperti itu, apakah akan melukai ekspektasimu?

Maaf jika akhirnya kita akan sama-sama terluka...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Choked Out

Problems: An Issue on An Issue

Bonding